06.51 |
GADIS
YANG PERIANG
Dia
sahabatku, sahabat baikku. Aku kagum dengannya dari sekian banyak sahabat yang
kutemui dia adalah sahabat yang terbaik. maaf bukan berarti yang lain tak baik
mereka baik tapi menurutku dia yang satu ini beda dari yang lain. Setiap saat
ku bertemu dengannya dia selalu tersenyum tak pernah satu pun dari raut
wajahnya menampakkan kesedihan padahal jika kita pahami lebih dalam ada banyak
duka dalam dirinya. Tapi dia mampu menutupi semua itu dengan senyum manissnya
itu kenapa dia beda dari yang lain.
Ketegaran
yang dia miliki sungguh membuatku kagum aku saja yang sesama wanita dengannya
kadang masih selalu menampakkan kepedihan di wajahku jika aku memilki masalah
“galau istilah gaulnya”. Gadis ini seumuran denganku bahkan sangat dekat
denganku itulah kenapa aku sangat mengenal dia. Jadi kehidupannya sama
sepertiku tapi dia lain jika kita pahami tentang pribadinya dia memilki banyak
kekurangan dimana dalam hidupnya dia sudah tidak memiliki seorang Ayah yang
menopang hidupnya hnya tinggal kakak semata wayangnya.
Alhamdulilah
Tuhan masih menyanyangi dia. dia masih mempunyai seorang kakak yang telah
sukses dalam karirnya seihngga mampu menopang kehidupan keluarga kecilnya.
Ibunya seorang Ibu Rumah tangga sedangkan adiknya masih duduk di bangku SMP dan
dia sendiri duduk di bangku kuliah, Semua di biayai oleh kakaknya. Ternyata
dengan kehilangan sosok Ayah di keluarganya Tuhan masih menggantikan 1 sosok
lagi yang menopang hidupnya.
Lihatlah
sebenarnya banyak duka yang tersimpan dalam dirinya mulai dari Ayahnya yang sudah
Tiada, ibunya yang harus kembali lagi ke gorontalo setelah ayahnya meninggal
dan adiknya yang masih duduk di bangku SMP. Dilihat dari semua itu sebenarnya
kisah hidupnya ini perih tapi lagi dan lagi tak pernah terlihat kesedihan
sedkitpun diraut wajahnya. Dia selalu tersenyum dan tertawa bahkan dari awal
aku mengenalnya hingga sekarang keadaanya tetap seperti itu.
Dan
itulah kenapa alasanku mejadikan dia sebagai inspirasiku. Karena sebenarnya
tetap tegar dan tersenyum di saat ada masalah itu sungguh sulit. Tak semua
orang dapat melakukannya bahkan sangat jarang. Bukankah ketabahan hanya milik
seorang nabi ? sedangkan kita sebagai manusia masih susah menerapkan semua itu
dalam diri kita , tapi dia mampu melakukanya dan semua itu sudah terbukti. Satu
kesimpulan yang saya tarik di zaman seperti ini sungguh sulit menemukan seorang
seeperti dia. dan dia adalah sahabtku tutin sugeha.
Adat perkawinan Bolaang Mongondow
20.17 |
Pengertian
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Disini saya akan menceritakan budaya atau adat perkawinan
di Kabupaten saya yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow. Sebelumnya saya akan
menguraikan sejarah singkat Bolaang Mongondow.
Sejarah
singkat bolaang mongondow
Kabupaten
Bolaang Mongondow adalah Kabupaten
di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Ibukotanya adalah Kotamobagu. Etnis
Mayoritas di kabupaten ini adalah Suku Mongondow. Bahasa ibu penduduk asli di
daerah ini adalah Bahasa Mongondow.
Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow telah mengalami
sejumlah pemekaran. Tahun 2007 dimekarkan menjadi Kota Kotamobagu dan Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara. Pada tahun 2008 dimekarkan lagi menjadi Kabupaten
Bolaang mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Mongondow adalah sebuah suku
bangsa di Indonesia. dimana Suku
Mongondow adalah merupakan penduduk Kerajaan Bolaang Mongondow yang pada
tahun 1958 Kerajaan Bolaang Mongondow secara resmi bergabung dengan NKRI dan
menjadi Kabupaten Bolaang Mongondow Suku ini kebanyakan bermukim di Sulawesi
Utara. 95% orang Mongondow beragama Islam dan sisanya beragama Kristen, Katolik
dan Hindu.
Pada
abad 16 penduduk Suku Mongondow bersatu membentuk suatu daerah yang
diberi nama yang terdiri dari kata Bolaang dan Mongondow atau
saat ini dikenal dengan Bolaang Mongondow. Bolaang atau Golaang berarti menjadi
terang atau terbuka dan tidak gelap karena terlindung oleh pepohonan yang rimbun.
Dalam hutan rimba, daun pohon rimbun, sehingga agak gelap. Sedangkan Mongondow
dari kata Momondow yang berarti berseru tanda kemenangan.
Upacara adat perkawinan bolaang mongondow
Dengan
adanya tingkat atau kelas didalam masyarakat Bolaang Mongondow , hal itu
berpengaruh terhadap pelaksanaan adat istiadat seperti pada upacara perkawinan.
Pada upacara ini ,pakaian pengantin yang biasanya dipakai oleh pengantin dari bangsa bangsawan dipakai kembali pada upacara perkawinan. Begitu juga mulai saat peminangan sampai saat mengantar Tali' atau biasa disebut mas kawin . Untuk Tali' terdapat perbedaan besarnya Tali' untuk membayar mas kawin dan tidak sepenuhnya dibayar dalam bentuk uang, namun sebagian berupa harta atau tanah , sawah ,kebun ,pohon kelapa yang dinamakan lakar-lakar atau barang motogat.
Pada upacara ini ,pakaian pengantin yang biasanya dipakai oleh pengantin dari bangsa bangsawan dipakai kembali pada upacara perkawinan. Begitu juga mulai saat peminangan sampai saat mengantar Tali' atau biasa disebut mas kawin . Untuk Tali' terdapat perbedaan besarnya Tali' untuk membayar mas kawin dan tidak sepenuhnya dibayar dalam bentuk uang, namun sebagian berupa harta atau tanah , sawah ,kebun ,pohon kelapa yang dinamakan lakar-lakar atau barang motogat.
Selain
mas kawin maka dalam upacara ini, terdapat biaya-biaya yang timbul atas
penetapan adat yang harus dipersiapkan oleh keluarga mempelai laki-laki ,
antara lain :
- Pongiooan
adalah uang yang diberikan sebagai tanda syukur atas diterimanya pinangan.
- Potarapan
adalah sejumlah atau seperangkat alat kecantikan yang dibawa serta
keluarga calon mempelai laki-laki untuk melihat calon mempelai
wanita.
- Pakeang
Tobaki adalah satu stel pakaian lengkap.
- Poleadan adalah
sejumlah uang yang diberikan kepada calon mempelai wanita.
- Guat
adalah sejumlah uang yang diberikan kepada orang tua mempelai wanita atas
kerelaanya melepaskan tanggung jawab terhadap anak gadisnya.
- Potulokan
adalah sejumlah uang yang diberikan kepada orang tua mempelai wanita atas
kesediaanya mengizinkan anak gadisnya mulai tinggal satu rumah dengan
suaminya.
Setelah
selesai menjalankan akad nikah dan pesta perkawinan , mempelai wanita oleh
keluarga laki-laki berkewajiban menjankan adat Mogama' atau menjemput
mempelai wanita berkunjung kerumah mempelai laki-laki. Acara Gama' ini
sangat penting karena kalau tidak di Gama' konon kata masyarakat-masyarakat
Adat mengatakan mempelai wanita dianggap tabu berkunjung kerumah orang tua
mempelai laki-laki.
Upacara
ini dilaksanakan dimana pengantin wanita dijemput untuk datang kerumah mempelai
pria dan menurut adat bolaang mongondow merupakan suatu keharusan yang
dilaksanakan oleh keluarga pria sebab apabila belum dilaksanakan maka sangsinya
pengantin wanita tidak di perkenankan untuk berkunjung kerumah pengantin pria
selama hidupnya, karena orang mongondow sangat menjunjung tinggi
kehormatan/harkat wanita.
Apabila
tidak dilaksanakan maka ada sanksi adat yang disebut “Poton” artinya tabu atau
kualat karena rangkaian adat perkawinan bolaang mongondow baru lengkap
dilaksanan apabila acara adat “mogama” ini dilaksanakan. Pelaksanaanya adalah
para pelaksana adat serta keluarga, sesepuh keluarga baik mempelai pria mapun
mempelai wanita.
Langganan:
Postingan (Atom)